Kamis, 18 Juli 2013

Anggota DPR: Polri Sudah Terkooptasi FPI


Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari menyatakan arogansi Front Pembela Islam (FPI) harus dilawan dan diakhiri. Menurut Eva, peristiwa kerusuhan yang terjadi di Kendal merupakan ironi negara hukum yang patut ditangisi ketika aparat tidak melaksanakan hukum dlm menjaga keamanan dan ketertiban

"Polri yang harusnya menertibkan mereka telah terkooptasi FPI," kata Eva melalui pesan singkat, Jumat (19/7/2013).

Polri, kata Eva, harus introspeksi atas kinerjanya selama ini yg menciptakan insiden Kendal. Politisi PDIP itu mengatakan pembiaran Polri atas tindakan premanisme FPI berdampak pisau bermata dua yaitu makin menjadi-jadinya tindakan preman FPI dan makin frustasinya masyarakat sehingga muncul model perlawanan street justice dari rakyat terhadap premanisme FPI.

"Polri sebagai penanggung jawab keamanan harus melakukan koreksi terhadap sikapnya terhadap FPI dengan melakukan penindakan hukum terhadap perilaku yang bermuatan kekerasan, semau gue, dan tidak menghormati hukum. Jangan ada impunitas bagi ormas preman," ungkapnya.

Ia menuturkan penindakan justru untuk mengefektifkan pencegahan timbulnya kekerasan oleh FPI. Eva meminta agar FPI tidak diberi izin berpawai, berkumpul untuk merencanakan penyerangan, atau menangkap penggerak mereka agar mobilisasi kebencian dan kekerasan terhenti.

"Dalam konvensi terkait kebebasan beragama, dibenarkan untuk mengkriminalkan bahkan membubarkan kumpulan-kumpulan agama yang membahayakan penganutnya maupun orang lain, melakukan kekerasan dan menganjurkan pelanggaran hukum. Saya berharap UU Ormas segera ditegakkan secara efektif terhadap FPI," katanya.

Marshanda Ceritakan Kondisinya Saat Unggah Video Amarahnya di YouTube



Marshanda pernah mengalami keterpurukan dalam hidupnya pada tahun 2009. Saat itu, ia seakan meluapkan amarah yang telah ditimbunnya sejak lama dengan mengunggah beberapa video bernyanyinya di YouTube. Di salah satu video, ia menyanyikan lagu Who Do You Think You Are milik Spice Girls.
"Nih lagu buat siapapun yang nyakitin gue! Siapapun! Lagu ini kayaknya paling cocok buat teman-teman SD gue yang musuhin gue waktu gue SD. Gue enggak punya temen, gue struggle kayak orang gila di sekolah gue sendiri.
Yang jahat-jahat! Adinda Mutiara Sabila Purnomo Sidi. Makan nih! Dan semua temen-temen lo yang ngikutin lo. Gue tau, lo ketua, lo apa. Gila.. Lo paling jago dari kelas 1 sampe kelas 6. Lo rangking 1 terus. Whooooo, mantap selamat yah," kata Marshanda di video tersebut.
Perkataannya ditujukan kepada teman-teman SD nya yang pernah mem-bully-nya karena perceraian kedua orangtuanya, Rianti Sofyan - Irwan Yusuf, saat itu.
Tak hanya itu, rasa depresi yang dirasakan oleh bintang sinetron Bidadari ini berawal dari sifat perfeksionisme yang dimilikinya. Ia selalu melihat ke atas, tak mau cepat puas dan tak bersyukur dengan apa yang diraihnya.
Kondisi yang dialaminya pada tahun 2009, ia ceritakan kepada fansnya, Marshanda the Community (Shanity), di acara Shanity Gathering 2013 akhir pekan lalu.

Berikut penuturannya!

--
Part 1:
Cobaan Menimpa Marshanda di Tahun 2009

"Aku melihat kegagalan itu kaya ada kerangka pemikirannya yang aku buat sendiri. Di sini aku pernah mengalami kegagalan juga. Teman-teman pasti sudah tahu, tahun 2009 aku sempat meng-upload video di You Tube, dimana disitu menimbulkan banyak pertanyaan, media juga. Hari ini aku ingin cerita apa yang terjadi saat itu.
 
Aku enggak hanya pengen curhat masalah kesedihannya, kemarahan dan kekecewaan. Aku pengen membagi nilai yang ada dibalik kegagalan. Waktu itu ada yang bilang kalau karir aku enggak akan balik lagi, ada yang bilang kehancuran. Tapi aku melihat itu sebagai suatu ujian.
Kalau kejadian itu enggak pernah terjadi, kita enggak akan bisa melihat diri kita sendiri, sebagaimana Allah melihat kita. Aku percaya, Allah menciptakan manusia ke dunia pasti punya tujuan yang spesial. Allah itu maha penyayang yang luar biasa.
Mungkin saat itu ada yang bilang Caca payah, cari sensai, cari perhatian, Caca orang yang mempermalukan diri sendiri. Aku mencoba melihat itu. Dan dari situ aku belajar mengenal diriku sendiri dan mulai mengenal Allah."

Marshanda pernah mengalami keterpurukan dalam hidupnya pada tahun 2009. Saat itu, ia seakan meluapkan amarah yang telah ditimbunnya sejak lama dengan mengunggah beberapa video bernyanyinya di YouTube. Di salah satu video, ia menyanyikan lagu Who Do You Think You Are milik Spice Girls. 
"Nih lagu buat siapapun yang nyakitin gue! Siapapun! Lagu ini kayaknya paling cocok buat teman-teman SD gue yang musuhin gue waktu gue SD. Gue enggak punya temen, gue struggle kayak orang gila di sekolah gue sendiri.
Yang jahat-jahat! Adinda Mutiara Sabila Purnomo Sidi. Makan nih! Dan semua temen-temen lo yang ngikutin lo. Gue tau, lo ketua, lo apa. Gila.. Lo paling jago dari kelas 1 sampe kelas 6. Lo rangking 1 terus. Whooooo, mantap selamat yah," kata Marshanda di video tersebut
Perkataannya ditujukan kepada teman-teman SD nya yang pernah mem-bully-nya karena perceraian kedua orangtuanya, Rianti Sofyan - Irwan Yusuf, saat itu.
Tak hanya itu, rasa depresi yang dirasakan oleh bintang sinetron Bidadari ini berawal dari sifat perfeksionisme yang dimilikinya. Ia selalu melihat ke atas, tak mau cepat puas dan tak bersyukur dengan apa yang diraihnya.
Kondisi yang dialaminya pada tahun 2009, ia ceritakan kepada fansnya, Marshanda the Community (Shanity), di acara Shanity Gathering 2013 akhir pekan lalu.

Tak bersyukur

"Saat itu aku sering ditanya, 'Apakah kamu sudah puas dengan karir yang kamu capai?' Lalu aku selalu jawab, 'Enggak. Sebenarnya standar aku lebih tinggi tapi aku masih berada dibawahnya.' Aku selalu bilang gitu.
Aku selalu melihat ke atas, selalu membandingkan diri dengan orang lain yang lebih sukses. Aku harus mendaki gunung terus-menerus.
Contohnya pada tahun 2004 saat aku dapat penghargaan. Pas hari itu, mungkin kalau hari ini aku dapat penghargaan ini aku akan nangis dan ngerasa bangga. Tapi waktu itu, aku cuma, 'Oh Yaudah, jangan senang dulu, jangan puas, biasa aja.'
Aku enggak pernah bersyukur dan kemudian Allah marah. Saat itu bersyukur bagi aku susah banget karena aku terkungkung dengan yang namanya perfesionisme. Aku merasa being perfectionist itu sesuatu yang hebat. Itu yang mendorong aku lebih hebat dan maju.
Dulu aku pengen selalu ideal. Aku pengen keluarga ideal. Aku selalu melihat mama, selalu pengen punya mama yang ada digambaran aku, yang aku inginkan.
Dan kemudian Allah marah dan memberi ujian sebagai bentuk rasa sayangnya."

Proses penyembuhan diri
"Aku mesti heal, menjernihkan diri aku dari keterkungkungan yang aku ciptakan sendiri. Ada beberapa dari pengalaman masa kecil aku dan pengalaman traumatis seperti waktu SD aku pernah di-bully karena perpisahan mama dan papa.
Akhirnya aku ikut konseling. Aku mencoba mengeluarkan luka-luka dalam diri aku. Membuka semua topeng dan plester dalam tubuh aku karena sebelumnya aku mencoba tutup semua luka tersebut pakai plester.
Kadang kalau kita sakit hati, kita sering ingin melupakannya, jangan dirasain. Tapi, ini luka masih sakit, masih borok dan bernanah. Tapi ditutup pakai plester yang tebal biar enggak kelihatan dan diemin aja pura-pura lupa.
Itu yang aku lakuin. Tapi satu, kita bohong sama diri sendiri karena rasa sakitnya masih berasa. Kedua, luka itu makin bernanah dan beleleran dari plesternya. Nah itu yang aku rasakan. Aku pengen konseling dengan cara plester itu aku buka.
Justru dengan melihat ada luka disitu, aku jadi bisa nerima. Pelan-pelan aku bisa lihat luka itu, bersihkan dengan air dan cinta dari orang sekeliling. Lama kelamaan luka itu akan sembuh sendiri. 
Kalau ditanya, 'Mau enggak balik ke zaman dulu dan menghapus masa YouTube?' Aku bakal bilang enggak mau. Kalau misal aku balik lagi ke masa itu dan mengulang lagi ya enggak apa-apa. Karena itu harus terjadi. Lebih baik terjadi saat itu saat aku belum menjadi ibu.
Semua orang punya titik balik dalam hidupnya. Masa dimana keluar sesuatu dan meledak dalam hidupnya. Masa itu jadi ujian dari Allah. Kalau itu enggak pernah terjadi, aku enggak akan pernah jadi lebih baik. Aku malah mensyukuri hal itu."

Bulan puasa, Septy dan Fathanah makin ngebet bercinta

MERDEKA.COM. Septy Sanustika, penyanyi dangdut yang merupakan istri dari Ahmad Fathanah, rupanya sudah ngebet bercinta dengan suaminya. Secara khusus wanita berjilbab ini mengirimkan surat ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta ruangan khusus untuk bercinta.

"Lagi dibuat sama pengacara, dalam minggu ini, minggu depan kan ada waktu jenguk lagi. Mudah-mudahan dikabulkan," kata Septy saat menjenguk Fathanah di KPK, Kamis (18/7).

Septy mengaku kangen berat bercinta dengan suaminya yang sudah lima bulan ditahan KPK karena tersangkut kasus suap impor daging sapi. Septy memang rajin menjenguk suaminya, membawa makanan atau pakaian ke tahanan KPK.

Beredar pula foto ciuman mereka di tahanan. Ketika itu Septy tak menampiknya. "Yah, namanya juga sudah lama enggak ketemu. Wajar namanya suami istri melepas kangen," ujar Septy.

Fathanah juga mengaku kangen bercinta dengan istrinya. Pria yang dulu ditangkap bersama mahasiswi cantik di hotel ini juga rindu Septy. Fathanah juga berharap KPK mengabulkan permintaan Septy untuk menyediakan ruangan bercinta.

"Itu riil itu. Kita kan lima bulan enggak 'itu.' Tapi kan namanya dia (Septy) berusaha. Sebagai istri yang setia, saya bangga," kata Fathanah sembari tersenyum kecil usai sidang, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (15/7).

Permintaan Septy dan Fathanah itu memang terbilang tak lazim. Sepanjang sejarah KPK, rasanya baru mereka yang minta disediakan ruangan bercinta.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengaku tidak dapat memenuhi permintaan istri tersangka kasus suap kuota impor daging sapi, Ahmad Fathanah, Septy Sanustika untuk memberikan bilik asmara. Sebab, tidak ada ketentuan yang mengatur dalam memenuhi permintaan tersebut.

"Tidak bisa karena tidak ada ketentuannya, jadi tidak bisa," ucap Abraham saat menghadiri buka puasa bersama di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/7).

Dia menambahkan, orang yang sedang menjalani masa tahanan tidak akan mendapatkan kebebasan seperti khalayak ramai. Ada sejumlah keterbatasan yang harus dihadapi, termasuk soal asmara sekalipun.

"Ya namanya orang di penjara kebebasannya harus dibatasi, tidak boleh bebas seperti orang di luar," tegasnya.

Jubir KPK Johan Budi SP menegaskan KPK hanya menyediakan ruang tatap muka dan tempat beribadah bagi tahanan. KPK tak mungkin menyediakan ruang khusus untuk bercinta.

"Kalau menjalankan ibadah iya disediakan, kalau untuk menjalankan keintiman tidak," ujar Johan.

Menanggapi permintaan Septy itu, Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho menilai KPK tidak perlu menuruti. Emerson meminta keduanya berpuasa saja.

"Puasa aja suruh mereka itu, masa bulan puasa gini ngomongin biologis," tutupnya.

Senin, 01 Juli 2013

Selebriti, "Gaya "Berantakan" Agnes Monica di Acara Timbaland"

Agnes Monica tampil di Red Carpet bersama musisi top Timbaland di San Francisco 29 Juni 2013. Seperti ini gayanya








Politik, "Cuma Jokowi yang Dipandang Mampu Bendung Prabowo"

Peneliti Lembaga Penelitian Wawan Ichwanuddin menyatakan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merupakan sosok yang dapat membendung elektabilitas Prabowo Subianto, calon presiden dari Partai Gerindra. Dari hasil survei LIPI, Jokowi memperoleh elektabilitas tertinggi.
"Hanya Jokowi yang bisa membendung Prabowo," kata Wawan saat dihubungi Tempo, Ahad malam, 30 Juni 2013. Dia menyebutkan, Jokowi memiliki pemilih lintas partai sehingga mampu mengungguli Prabowo. "Pemilih Jokowi dari lintas partai," ujar dia.
Sejumlah hasil survei menyebutkan Prabowo mampu mengungguli tokoh seperti Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, dan Megawati Soekarnoputri. "Rata-rata unggul di atas 20 persen," kata Wawan. Namun, ketika nama Jokowi dimasukkan, Prabowo ada di urutan kedua. "Jokowi bisa mengunggulinya," kata dia.
Wawan menyebutkan, Prabowo hanya unggul dalam pemilih dari kalangan sendiri, yaitu Partai Gerindra. Dari survei diketahui, elektabilitas Prabowo di Gerindra mencapai 70 persen. "Namun, pemilih dari partai lain masih kalah dibandingkan Jokowi," ujar dia.