Minggu, 23 Juni 2013

Kenaikan Harga BBM, "Biarkan PKS Keluar dan Menterinya di Dalam"



     Ketua Umum Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Sutiyoso dan Pengamat Pemilu, Ray Rangkuti dalam diskusi di Badan Pengawas Pemilu, Jalan MH Thamrin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2013). Diskusid yang juga sebagai pembicara juga Ketua Bidang Hukum Partai Bulan Bintang (PBB), Panhar Makawi, dan Anggota Komisioner Bawaslu Daniel Zuchron tersebut mengupas sengketa Pemilihan Umum dibalik legitimasi putusan PKPI dan PBB yang masih bermasalah.

    Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serba salah menyikapi PKS. Disatu sisi sikap PKS menolak kenaikan harga BBM dinilai pembangkangan terhadap koalisi. Disisi lain menteri-menteri asal PKS mendukung kebijakan pemerintah.


     Ray meyakini SBY tidak akan mencopot menteri-menteri PKS. Menteri tersebut akan digunakan SBY sebagai jembatan komunikasi kepada PKS. "Begitu pula sebaliknya PKS mempertahankan menterinya untuk berkomunikasi dengan SBY," kata Ray di Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Menurut Ray, bila SBY mencopot menteri-menteri asal PKS maka menimbulkan permasalahan baru. Ia mengatakan konflik akan muncul ketika posisi menteri tersebut lowong.

     "Siapa yang mengisi Demokrat atau Golkar? Kalau Demokrat ambil semua maka Golkar akan cari gara-gara," tuturnya.

     Untuk itu, Ray melihat SBY serba salah pasalnya pengisian kursi menteri tidaklah mudah. "Menurut saya biarkan PKS keluar tapi menterinya tetap dan mempertahankan stabilitas kekuatan politik," katanya.

     Ray mengungkapkan PKS kini sedang bergembira karena citranya naik setelah sikapnya menolak kenaikkan BBM. Namun untuk hasil pada pemilu 2014, Ray memprediksi target PKS tiga besar tidak tercapai.
 
    "Lolos PT (Parliamentery Treshold) saja sudah hebat, kader murni menyumbang 3,5 persen sedangkan simpatisan akan menarik diri," tuturnya.



Sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar